Pengantar
Pendidikan adalah pondasi utama dalam pembentukan karakter manusia, bangsa dan umat Islam. Melalui terbentuknya karakter manusia yang berpedoman pada risalah Islam yang lurus dan murni niscaya peradaban islam perlahan-lahan akan merebak dan menjadi pemenang dalam tataran peradaban dunia. Untuk membentuk peradaban Islam ini telah dicontohkan oleh Hujjahtul Islam Imam Al-Ghazali melalui kurikulum handal yang diterapkan di lingkungan Madrasah Nizhamiah, berhasil melemahkan sekte-sekte sesat yang berkolaborasi dengan pasukan Salib melawan kaum Muslimin.
Apa yang dilakukan oleh Imam Al-Ghazali, belakang hari menjadi hal yang sangat penting, hingga lahirlah perwira-perwira perang penghancur Tentara Salib, seperti Nuruddin Zanki hingga Salahuddin Al-Ayyubi, sosok pahlawan legendaris yang disegani Barat, hingga kini. Itulah titik jatuhnya pasukan Salib (Kristen) yang telah bercokol hampir 1 abad di bumi Muslim Palestina. Semoga dengan adanya program pendidikan dari Hidayatullah Bandung Barat melalui Pesantren dan Pembinaan ke Majelis Ta’lim yang berkualitas dan didukung oleh santunan para donatur yang dermawan bisa menjadi awal kebangkitan peradaban Islam ditangan umat Muslim yang hidup di jaman ini. Allahumma amin.
Pada saat kita sibuk membicarakan tentang kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi, ternyata di sekitar kita tidak sedikit anak-anak yang belum sempat mendapatkan pendidikan secara layak, bukan karena mereka bodoh atau malas, tetapi banyak faktor yang menyebabkan mereka belum dapat belajar sebagaimana mestinya. Mereka adalah anak-anak yang tinggal di daerah-daerah terpencil, anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga kurang mampu, serta ada juga yang dikarenakan orang tuanya telah menghadap Ilaahi-Rabbi.
Bagaimanapun mereka adalah anak-anak masa depan yang akan ikut menentukan hitam putihnya negeri ini. Jika tidak dibekali, sulit kita bayangkan bagaimana mereka akan mampu tampil di tengah-tengah masyarakat yang semakin maju dengan segala problematikanya.
Menyadari akan kenyataan tersebut, sebagai warga masyarakat, utamanya sebagai seorang muslim, kita terpanggil untuk ikut bertanggung jawab memikirkan mereka dengan memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anak tersebut.
Untuk itu, Pesantren At-Taqwa yang konsen dalam program Pendidikan dan Dakwah serta pemberdayaan umat bertekad untuk ikut berpartisipasi memecahkan masalah tersebut.
Untuk menunjang KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), kini sedang melaksanakan program “Pembangunan Asrama Tahfidz Agropreneur” akan digunakan untuk sarana menghafal Al-Qur’an bagi anak-anak yatim dan dhu’afa berupa pendidikan formal, keterampilan, bimbingan belajar dan kegiatan positif lainnya. Sehingga diharapkan mereka (anak yatim & dhu’afa) kelak menjadi generasi yang mandiri, terangkat kemuliaannya juga mampu menghafal Al-qur’an serta siap membina masyarakat di sekitarnya atau tanah kelahirannya.
Landasan Filosofis
“Allah telah berjanji kepada orang-orang beriman diantara kalian dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. Dan barangsiapa tetap kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang fasik. ” (An-Nur : 55)
Krisis multidimensi yang melanda Indonesia khususnya memang tidak bisa dilepaskan dari dimensi akidah. Setiap bentuk pengingkaran terhadap syariah maka akan berdampak pada penghidupan yang sempit, sebagaimana firman Allah :
“Maka jika datang kepadamu pertunjuk daripada-Ku, lalu barang siapa yang mengikuti pentunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thaha : 123).
Krisis multidimensi yang melanda Indonesia khususnya memang tidak bisa dilepaskan dari dimensi akidah. Setiap bentuk pengingkaran terhadap syariah maka akan berdampak pada penghidupan yang sempit, sebagaimana firman Allah :
“Maka jika datang kepadamu pertunjuk daripada-Ku, lalu barang siapa yang mengikuti pentunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thaha : 123).
Pesantren pertanian AT-Taqwa adalah sebuah upaya untuk membenahi kehidupan masyarakat khususnya pedesaan. Mengembalikan komitmen masyarakat untuk menjalankan nilai-nilai Islam memang membutuhan sebuah proses. Melalui 3 program utama, da’wah, pendidikan, dan sosial ekonomi Pesantren Pertanian AT-Taqwa bersama masyarakat desa dan pihak terkait lainnya berupaya menjadi bagian dari solusi untuk menciptakan sebuah kampung Peradaban.
Tujuan Program
- Membangun kesadaran komitmen akidah dan syariah.
- Membangun kompetensi kemanajerialan dan organisasi.
- Memberdayakan dan meningkatkan usaha pertanian produksi dan pasca panen.
- Memberdayakan dan meningkatkan usaha peternakan domba.
- Membina dan Mendidik generasi Muda yang Hafidz, Mandiri dan Berkarakter Islami.
- Menggali potensi dan memberdayakan para santri dan Masyarakat untuk bersama sama peduli terhadap sesama dan meningkatkan kemampuan Hidup dalam meningkatkan kemandirian ekonomi.
Manfaat Program
- Mencetak generasi Islam yang komitmen terhadap Islam sebagai pondasi masyarakat Islam. Masyarakat yang diridhoi Allah Swt.
- Mencetak generasi yang bisa bermanfaat untuk membangun kemandirian desanya.
- Meningkatnya usaha pertanian dan peternakan yang bisa mensejahterakan petani dan membuka lapangan pekerjaan.
- Tercukupinya kebutuhan sembako yang bisa menciptakan kestabilan hidup masyarakat, melalui asupan gizi yang mencukupi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar